Promosi Investasi
Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Karimun Tahun 2011 – 2015
Selain menghitung lajupertumbuhan ekonomi atas dasar harga berlaku juga berikut ini merupakan perhitungan laju perumbuhan ekonomi PDRB atas dasar harga konstan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabe dibawah ini.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Karimun Tahun 2011 – 2015 (%)
No. | Lapangan Usaha | Laju Pertumbuhan Ekonomi | |||
2011-2012 | 2012-2013 | 2013-2014 | 2014-2015 | ||
1 | Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan | 10,59 | 8,60 | 8,87 | 7,82 |
2 | Pertambangan dan Penggalian | 11,04 | 8,13 | 6,70 | 8,39 |
3 | Industri Pengolahan | 12,80 | 10,32 | 9,31 | 11,13 |
4 | Pengadaan Listrik dan Gas | 11,57 | 0,95 | -9,47 | 7,19 |
5 | Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang | 11,03 | 8,86 | 10,10 | 11,00 |
6 | Kontruksi | 12,91 | 12,84 | 12,65 | 11,62 |
7 | Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor | 9,50 | 9,51 | 13,26 | 12,10 |
8 | Transportasi dan Pergudangan | 13,82 | 16,03 | 18,15 | 15,88 |
9 | Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum | 10,22 | 10,86 | 10,31 | 11,93 |
10 | Informasi dan Komunikasi | 6,04 | 5,33 | 5,85 | 7,09 |
11 | Jasa Keuangan dan Asuransi | 8,61 | 9,20 | 9,38 | 10,88 |
12 | Real Estate | 10,05 | 8,87 | 10,30 | 10,36 |
13 | Jasa Perusahaan | 10,53 | 11,86 | 11,59 | 12,64 |
14 | Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib | 11,26 | 14,86 | 9,10 | 8,42 |
15 | Jasa Pendidikan | 12,70 | 8,47 | 7,64 | 8,48 |
16 | Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial | 7,22 | 10,35 | 10,20 | 9,71 |
17 | Jasa Lainnya | 14,12 | 10,11 | 9,62 | 11,70 |
Jumlah | 11,13 | 10,10 | 10,36 | 10,38 |
Sumber : Kabupaten Karimun Dalam Angka, 2016
Pertumbuhan Ekonomi
Membaiknya perekonomian Indonesia pada tahun 2016 diiringi dengan penurunan tingkat suku bunga dan terjaganya nilai inflasi yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap peningkatan konsumsi, baik masyarakat maupun pemerintah. Konsumsi yang merupakan penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada tahun 2015 tumbuh sebesar 4,88 persen, meningkat sebesar 0,14 poin dan mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi hingga 5,02 persen di tahun 2016.
Berbeda halnya dengan pertumbuhan ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau justru mengalami perlambatan disetiap tahunnya, tak terkecuali di kabupaten Karimun. Meski angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun mengalami perlambatan, tetapi angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun masih jauh diatas angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau maupun nasonal.
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Provinsi Kepulauan Riau, Dan Kabupaten Karimun
Sementara jika dibandingkan dengan enam kabupaten/kota lain di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, pertumbuhan ekonomi kabupaten Karimun menduduki posisi pertama dengan nilai rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 6.78 selama tahun 2012-2016, diikuti oleh Kota Batam sebesar 6.68 persen untuk periode tahun yang sama (Gambar dibawah). Data per tahun juga menunjukan jika Kabupaten Karimun memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2016 yaitu sebesar 6,18 persen.
Bila dilihat dari sumber pertumbuhannya, kelima kategori unggulan telah mampu memberikan kontribusi 4,78 poin dari pertumbuhaan PDRB yang sebesar 6,18 persen pada tahun 2016 sedangkan 1,40 poin sisanya bersumber dari pertumbuhan 12 kategori lainnya (tabel 4.4). kategori erdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor selama tiga tahun yaitu pada thaun 2012 hingga 2013 telah mampu menjadi tia tahun yaitu pada tahun 2012 hingga 2013 telah mampu menjadi sumber pertumbuhan terbesar bagi pertumbuhan PDRB kabupaten Karimun dan terus mengalami peningkatan dari 1,35 poin pada tahun 2012 menjadi 1,49 poin di tahun 2013. Namunperannya sebagai sumber pertumbuhan tertinggi mulai menurun sejak tahun 2014 digantikan oleh kategori konstruksi sampai dengan tahun 2016.
Kategori konstruksi mampu memberikan kontribusi 1,27 poin terhadap pertumbuhan PDRB di tahun 2016 yang sebesar 6,18 persen. Sumber pertumbuhan tertinggi kedua berasal dari kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang turun peringkat dalam menyumbangkan andil terhadap pertumbuhan PDRB, yaitu sebesar 1,16 poin. Sedangkan tiga kategori lainnya memberikan andil di bawah satu persen terhadap pertumbuhan PDRB Kabupaten Karimun selama tahun 2016.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karimun (Poin) Tahun 2012-2016
Kategori | 2012 | 2013 | 2014 | 2015* | 2016** |
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan | 1,00 | 0,98 | 0,96 | 0,94 | 0,86 |
Pertambangan dan Penggalian | 0,89 | 0,76 | 0,43 | 0,67 | 0,51 |
Industri Pengolahan | 1,12 | 1,09 | 1,07 | 1,11 | 0,96 |
Konstruksi | 1,31 | 1,34 | 1,49 | 1,24 | 1,27 |
Perdagngan Besar dan Eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor |
1,35 | 1,49 | 1,37 | 1,12 | 1,17 |
12 Kategori Lainnya | 1,57 | 1,43 | 1,54 | 1,43 | 1,40 |
Pertumbuhan Ekonomi | 7,24 | 7,09 | 6,87 | 6,54 | 5,18 |
Sumber : Buku Profil Perekonomian Kabupaten Karimun, Tahun 2017
Keuangan Daerah
Seiring dengan pelaksanaan desentralisasi dan pengembangan otonomi daerah, diikuti dengan semakin banyaknya dana – dana sektoral yang dikonversi menjadi dana bantuan pembangunan daerah berupa Dana Alokasi Umum (DAU) yang bersifat bantuan umum maupun bantuan umum sektoral berupa Dana Alokasi Khush (DAK) yang penggunaannya diserahkan kepada kabupaten/kota sesuai dengan permasalahan yang dihadapi serta potensi yang tersedia, maka berbagai sumber dana pembangunan tersebut dapat dimengerti merupaka “mesin” penggerak penyelenggaraan daerah yang diharapkan akan mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat.
Secara umum, APBD kabupaten Karimun dalam kurun waktu tahun 2012-2016 selalu mengalami deficit (Tabel 4.9). kondisi ini ditunjukan dari realisasi penerimaan yang mampu melampaui target, sedangkan untuk realisasi belanja justru selalu dibawah target. Defisit anggaran merupaka kondisi yang tidak dapat dihindari. Alas an utamanya adalahsisi penerimaan tumbuh lebih rendah daripada tingkat pengeluaran, terutama peningkatan pada sisi pengeluaran rutin.
Hal ini menjadi tantangan serius bagi Kabupaten Karimun, mengingat defisit anggaran seyogyanya diarahkan pada mekanisme pemafaatan yang menjamin efektifitas dari penggunaannya. Penggunaan defisit anggaran untuk pembiayaan konsumsi jelas akan membahayakan perekonomian dalam jangka panjang. Tetapi apabila pembiayaan defisit anggaran terssebut digunakan untuk memperluas kapasitas produki yang berujung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, niscaya tidak akan memberatkan generasi mendatang.
Target dan Realisasi APBD Kabupaten Karimun Tahun 2012-2016
Tahun | Pendapatan | Belanja | ||||
Target (Rp) | Realisasi (Rp) | % | Target (Rp) | Realisasi (Rp) | % | |
2012 | 920.390.779.189 | 947.494.832.074 | 102,94 | 988.223.385.533 | 877.897.881.273 | 88,84 |
2013 | 945.915.880.000 | 947.494.832.074 | 10,94 | 1.077.183.505.000 | 1.072.869.565.607 | 88,84 |
2014 | 1.083.492.046.486 | 1.054.154.143.520 | 97,29 | 1.281.462.082,938 | 1.127.995.594.487 | 88,02 |
2015 | 1.152.420.809.992 | 966.454.050.480 | 83,86 | 1.201.132.638.467 | 972.981.387.724 | 81,01 |
2016 | 1.181.481.042.611 | 1.190.554.560.729 | 100,77 | 1.208.049.078.393 | 1.074.029.572.105 | 88,91 |
Sumber : Buku Profil Perekonomian Kabupaten Karimun, Tahun 2017
Dari sudut pandang penerimaan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintahan dan perogrram–program pembangunan. Dana untuk pembiayaan pembangunan daerah terutama digali dari sumber kemampuan sendiri dengan prinsip peningkatan kemandirian dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan kata lain, pemerintah daerah dipacu untuk meningkatkan kemampuan seoptimal mungkin dalam membelanjai urusan rumah tangga sendiri, dengan cara menggali sumber dana otensial yang ada di daerah.
Sumber – sumber penerimaan PAD yang dimaksud adalah pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dari dinas – dinas dan penerimaan lain – lain, juga penerimaan dari bagi hasil bukan pajak, sumbangan dan bantuan baik pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi sebagai atasannya serta penerimaan pembangunan berupa pinjaman.
Namun demikian, kontribusi PAD terhadap pembangunan Kabupaten Karimun berfluktuasi (Tabel dibawah). sumber pendataan tertinggi justru berasal dari Dana Perimbangan yang dari wkatu ke waktu mengalami peningkatan. Untuk meningkatkan kontribusi penerimaan APBD maka pemda perlu melakukan beberapa langkah diantaranya peningkatan pemungutan pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dari dinas-dinas dan penerimaan lain-lain, juga penerimaan dari bagi hasil bukan pajak yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada.
Perkembangan Pendapatan Kabupaten Karimun Tahun 2012-2016 (Rp)
Tahun | Deskripsi | Target | Realisasi |
2012 | PAD | 212.990.832.087,00 | 231.090.911.612,44 |
Dana Perimbangan | 604.572.866.581,00 | 615.584.901.229,00 | |
Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah | 102.827.080.521,00 | 100.819.019.233,00 | |
2013 | PAD | 96.366.152.755,71 | 96.366.152.755,71 |
Dana Perimbangan | 96.366.152.755,71 | 96.366.152.755,71 | |
Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah | 96.366.152.755,71 | 96.366.152.755,71 | |
2014 | PAD | 261.175.403.600,00 | 310.386.407.101,08 |
Dana Perimbangan | 702.065.789.531,00 | 625.739.901.134,00 | |
Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah | 120.250.853.355,00 | 118.027.835.285,08 | |
2015 | PAD | 311.963.752.000 | 358.424.108.410,27 |
Dana Perimbangan | 693.477.916.706.000 | 501.275.301.523 | |
Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah | 146.978.924.534,00 | 106.754.640.547,00 | |
2016 | PAD | 359.535.076.354,00 | 399.843.314.428,39 |
Dana Perimbangan | 706.785.881.540,20 | 682.952.118.325,00 | |
Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah | 115.160.084.716,80 | 107.759.127.976,00 |
Sumber : Buku Profil Perekonomian Kabupaten Karimun, Tahun 2017
Dilihat dari sisi belanja, realisasinya selalu dibawah target. Belanja didominasi oleh belanja langsung (Tabel 4.11) dengan pengeluaran terbesar pada pos belanja pegawai, sementara belanja modal selalu menjadi pos dengan jumlah belanja terkecil. Hal ini menunjukan bahwa anggaran untuk infrastruktur di daerah sangat terbatas. Pemerintah pusat telah mendorong peningkatan anggaran infrastruktur melalui peningkatan DAK, yang memasang hanya bisa dipakai untuk proyek fisik.
Perkembangan Belanja Kabupaten Karimun Tahun 2012-2016 (Rp)
Tahun | Deskripsi | Target | Realisasi |
2012 | Belanja Tidak Langsung | 453.406.708.000,88 | 424.935.492.959,00 |
Belanja Langsung | 534.816.677.533,00 | 452.962.388.314,00 | |
2013 | Belanja Tidak Langsung | 459.338.093.766,00 | 459.074.436.358,60 |
Belanja Langsung | 617.845.411.234,00 | 613.822.129.249,00 | |
2014 | Belanja Tidak Langsung | 535.923.489.413,00 | 506.044.367.242,00 |
Belanja Langsung | 745.538.593.525,00 | 621.951.749.351,00 | |
2015 | Belanja Tidak Langsung | 575.928.277.194,00 | 508.941.749.351,00 |
Belanja Langsung | 625.204.361.273,00 | 464.039.638.373,50 | |
2016 | Belanja Tidak Langsung | 484.338.754.286,15 | 461.915.480.983,00 |
Belanja Langsung | 723.710.324.125,00 | 612.114.091.122,51 |
Sumber : Buku Profil Perekonomian Kabupaten Karimun, Tahun 2017
Di era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut merupakan rangkaian bagaimana suatu pemerintah daerah dapat menciptaka good governance dan clean government dengan melakukan tata kelola pemerintah dengan baik. Keberhasilan dari suatu pembangunan di daerah tidak terlepas dari aspek pengelolaan keuangan daerah yang dikelola dengan manajemen yang baik pula.
Kedudukan APBD sangatlah penting sebagai alat ntuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah dalam proses pembangunan di daerah. APBD juga merupakan alat atau wadah untuk menampung berbagai kepentingan public (public accountability) yang diwujud nyatakan melalui program dan kegiatan. APBD merupakan instrument kebijakan yaitu sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah yang harus mencermikan kebutuhan riil masyarakat sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah serta dapat memenuhi tuntutan terciptanya anggaran daerah yang berorientasi pada kepentingan dan akuntabilitas public.